- Halusinasi
Halusinasi yaitu gangguan persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem pengindraan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh atau baik (Maramis, 1998).
Halusinasi adalah pengindraan tanpa sumber rangsang eksternal (Harrold I.Kaplan, 1998)
- Ilusi
Ilusi adalah penafsiran atau interpretasi yang keliru mengenai suatu pengalaman (Maramis, 1998).
Ilusi yaitu salah terjemahan daya tanggap orang terhadap satu rangsang dari luar yang memang ada (Harrold I.Kaplan, 1998).
- Kepribadian skizoid
Menurut Maramis (1998) gangguan kepribadian schizoid adalah gangguan proses berpikir, serta disharmoni antara proses berfikir, emosi kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan karena waham.
Gangguan kepribadian schizoid adalah pengabaian hubungan interpersonal dan ketidakmampuan untuk mengalami berbagai emosi yang normal (Linda Carman Copel, 2007).
Gangguan kepribadian schizoid yaitu pola pervasif keterpisahan dari hubungan social dan rentang ekspresi emosi yang terbatas dalam lingkungan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal dan ada dalam berbagai konteks (Gail W. Stuart, 2006).
Seseorang yang berkepribadian skizoid menunjukkan gejala–gejala sebagai berikut :
a. Terdapat ciri emosional yang dingin dan tidak acuh serta tidak terdapat perasaan hangat atau lembut terhadap orang lain
b. Sikap yang acuh–tak acuh (indifferent) terhadap pujian, kritikan, atau perasaan oarang lain, tidak menghargai orang lain.
c. Hubungan dekat hanya satu atau dua orang saja termasuk anggota keluarganya, tidak mampu bersosialisasi.
d. Tidak terdapat pembicaraan, perilaku atau pikiran yang aneh (eksentrik), yang merupakan ciri khas kepribadian skizotipal.
- Kepribadian paranoid
Gangguan kepribadian paranoid adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perasaan curiga yang tidak beralasan pada orang lain (Maramis,1998).
Gangguan kepribadian paranoid adalah ketidakpercayaan dan kecurigaaan yang sangat besar kepada orang lain (Linda Carman Copel, 2007).
Gangguan kepribadian paranoid yaitu ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasife terhadap orang lain bahwa motif mereka diinterpresetasikan sebagai perasaan iri, dimulai pada masa dewasa awal dan ada dalam berbagai konteks (Gail W. Stuart, 2006).
Seseorang yang berkepribadian paranoid menunjukkan gejala – gejala sebagai berikut :
a. Kecurigaan dan ketidak percayaan yang pervasif dan tidak beralasan bagi orang lain, seperti yang ditunjukkan sekurang–kurangnya 3 dari 8 hal berikut ini :
1. Merasa akan ditipu atau dirugikan, berprasangka buruk dan sukar untuk bisa percaya terhadap maksud baik dari orang lain.
2. Kewaspadaan yang berlebihan, yang bermanifestasi sebagai usaha meneliti secara terus–menerus terhadap tanda–tanda ancaman dari lingkungannya atau mengadakan tindakan pencegahan yang sebenarnya tidak perlu.
3. Sikap berjaga–jaga atau menutup–nutupi, melakukan pengamanan fisik dan tempat tinggalnya.
4. Tidak mau menerima kritik atau kesalahan , walaupun ada buktinya. Alam perasaan (Afek) sensitif, reaktif dan mudah tersinggung.
5. Meragukan kesetiaan orang lain, selalu curiga akan dikhianati dan karenanya sukar mendapatkan kawan ataupun pasangan.
6. Secara intensif dan picik mencari kesalahan–kesalahan dan bukti tentang prasangkanya, tanpa melihat secara keseluruhan dari konteks yang ada.
7. Perhatian yang berlebih terhadap motif–motif tersembunyi dan arti–arti khusus; penuh kecurigaan terhadap peristiwa atau kejadian disekitarnya yang diartikan salah dan dianggap ditujukan pada dirinya.
8. Cemburu yang patologik, tidak beralasan dan tidak rasional, dengan dalih yang dicari–cari untuk pembenaran dari rasa pembenarannya itu.
b. Hipersensitivitas, seperti yang ditunjukkan oleh sekurang–kurangnya 2 dari 4 hal berikut ini :
1. Kecenderungan untuk mudah merasa dihina atau diremehkan dan cepat mengambil sikap menyerang (offensive)
2. Membesar–besarkan kesulitan yang kecil, tidak proporsional dan mendramatisasi seolah–olah sedang menghadapi kesulitan atau ancaman yang khusus.
3. Siap mengadakan balasan apabila nyawanya terancam, serangan balik yang tidak pada tempatnya.
4. Tidak dapat santai, tidak senang, selalu gelisah, dan tegang karena tidak ada rasa aman dan terlindung (security feeling).
c. Keterbatasan kehidupan alam perasaan (afektif) seperti yang ditunjukkan oleh sekurang–kurangnya 2 dari 4 hal berikut ini :
1. Penampakan yang dingin dan tanpa emosi, ekspresi wajah kosong, “ tidak hidup “ bagaikan “ topeng “
2. Merasa bangga bahwa dirinya selalu obyektif, rasional dan tidak mudah terangsang secara emosional, subyektifitas tinggi.
3. Tidak ada rasa humor yang wajar terkesan “ serius “ tidak suka bercanda, tidak ada sense of humor.
4. Tidak ada kehangatan emosional, lembut dan sentimental, seolah-olah tidak mempunyai perasaan, hambar dan tidak bereaksi terhadap rangsangan atau hal yang bagi orang lain sesuatu yang membuat lucu dan gembira.
5. Kepribadian anti sosial
Gangguan kepribadian anti social adalah suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (Maramis,1998).
Gangguan kepribadian anti social yaitu pola pervasive mengabaikan dan melanggar hak orang lain yang terjadi sejak usia 15 tahun (Gail W. Stuart, 2006).
Gangguan kepribadian anti sosial adalah perilaku tidak bertanggung jawab dan asosial, termasuk tidak menghargai hak–hak orang lain (Linda Carman Copel, 2007). Untuk dapat didiagnosis dengan kepribadian anti social klien minimal berusia 18 tahun dan memiliki riwayat gangguan tingkah laku sebelum usia 15 tahun.
Orang yang memiliki gangguan anti social memiliki gejala sebagai berikut ;
a. Beberapa jenis perilaku yang khas selama kanak–kanak adalah membolos, mencuri, vandalisme, minggat, penyalahgunaan zat, berkelahi, penggunaan senjata, membakar rumah, kejam dan brutal kepada manusia dan hewan, dan agresi seksual.
b. Orang dewasa yang memiliki gangguan kepribadian anti social memiliki sifat mudah tersinggung, agresif dan sembrono serta mncari kepuasan dengan segera. Mereka bertindak dengan menganiaya orang lain, mencuri, menghancurkan barang – barang rumah tangga, berhutang dan melakukan tindakan criminal.
6. Siklotimik
Gangguan afektif bipolar atau siklotimik (Bipolar affective illness or cyclothymic disorder) adalah adanya perubahan alam perasaan berupa mania atau hipomania (www.tinjauanpustaka. com, 26 februari 2008 ).
Siklotimik adalah suatu riwayat hipomania selama 2 tahun pada individu yang mengalami berbagai periode alam perasaan yang meningkat, bersemangat, atau mudah terganggu secara abnormal (Gail W. Stuart, 2006).
Siklotimik yaitu gangguan alam perasaan kronik paling kurang selama periode 2 tahun yang dicirikan dengan banyak episode gejala depresif dan gejala hipomanik (Linda Carman Copel, 2007).
7. Kepribadian hysteria
Gangguan kepribadian hysteria adalah Istilah popular atau umum untuk ledakan emosi yang tidak terkendali (Maramis,1998).
Gangguan kepribadian hysteria yaitu pola pervasive emosi yang berlebihan dan mencari perhatian ; dimulai pada masa dewasa awal dan ada dalam berbagai konteks (Gail W. Stuart, 2006).
Gangguan kepribadian hysteria adalah perilaku mencari perhatian yang sangat dramatis yang dimulai pada awal usia dewasa (Linda Carman Copel, 2007).
Penderita gangguan ini memiliki dorongan kebutuhan untuk menjadi pusat
perhatian dan menjadi tidak nyaman jika mereka tidak berada pada posisi ini,
tanpa menghiraukan apakah hal ini sesuai dengan situasi yang ada.
Gejalanya yaitu
- Mempertunjukkan emosi yang berlebihan serta bereaksi berlebihan terhadap frustasi dan gangguan yang kurang berarti.
- Sangat memuja dirinya sendiri, seringkali menunjukkan tempertantrum jika mereka tidak segera merasa puas atas semua pemenuhan kebutuhan mereka.
- Mereka tidak mampu memperoleh keberhasilan hubungan karena mereka tidak perhatian, tidak mandiri, dan suka mengendalikan.
2 komentar:
gangguan jiwa tidak sebatas yang mas tulis, kalo yang mas tulis si cuma sedikit menyentuh gangguan jiwa, padahal luas banget loh...halusinasi, ilusi, hanyalah sebatas gejala, atau tanda-tanda yang bermakna untuk gangguan jiwa, selain itu ada juga waham ato bahasa inggrisnya delusion, yaitu keyakinan patologis yang tidak sesuai dengan realitas, dan meskipun sudah diberikan bukti-bukti masih juga ga berubah serta tidak sesuai dengan sosiobudaya.
sedangkan kepribadian skizoid, skizotipal dan seterusnya, masuknya dalam gangguan kepribadian.
gangguan jiwa dibagi dalam banyak bidang. ada yang namanya psikosis baik fungsional maupun nonfungsional, ada neurosis, ada gangguan kepribadian dan retardasi mental, hingga masalah adiksi
komen lagi ya
kalo bipolar tu tidak hanya episode hipomania atau mania saja. gangguan bipolar tu berarti ada dua episode, yaitu episode depresi dan episode mania. ada gangguan bipolar I dan bipolar II
Posting Komentar