Pengertian stres
Stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stresor psikososial seperti tekanan mental atau beban kehidupan. Stres disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian.
Stres juga merupakan segala masalah tuntutan penyesuaian diri , dan karena itu, sesuatu yang mengganggu keseimbangan kita. Semua kejadian yang ada dialam kehidupan ini baik yang positif maupun yang negatif bisa menyebabkan stres. Sebagai contoh ; kenaikan pangkat merupakan perubahan yang positif namun tanggung jawab yang baru menyebabkan stres. Tidak semua stres bersifat merusak. Karena rangsangan, tantangan dan perubahan akan memberikan keuntungan bagi kehidupan seseorang misalnya orang akan menemukan sebuah koping baru dalam menghaapi suatu masalah dan jika menemukan masalah yang sama akan mudah mengatasinya.
Tipe Kepribadian stres
Manusia mempunyai dua tipe kepribadian yaitu tipe kepribadian “ A “ dan tipe kepribadian “ B “.Dalam kaitannya dengan tipe kepribadian yang berisiko tinggi terkena stres yaitu tipe “ A “ ( thype “ A “ Behavior Pattern ). Ciri – ciri dari tipe “ A “ ini yaitu
· Ambisius, agresif dan kompetitif ( suka akan persaingan ), banyak jabatan rangkap.
· Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah ( emosional )
· Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan ( offer confidence )
· Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam
· Bekerja tidak mengenal waktu
Sedangkan orang dengan kepribadian tipe “ B “( thype “ B “ Behavior Pattern ) adalah kebalikan dari tipe “ A “ tersebut diatas yaitu dengan ciri – ciri antara lain sebagai berikut :
· Ambisinya wajar – wajar saja, tidak agresif dan sehat dalam berkompetisi serta tidak memaksa diri
· Penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung dan tidak mudah marah ( emosi terkendali )
· Kewaspadaan dalam batas yang wajardemikian pula kontrol diri dan percaya diri tidak berlebihan
· Cara bicara tidak tergesa – gesa, bertindak pada saat yang tepat, perilaku tidak hiperaktif
· Dapat mengatur waktu dalam bekerja
Sumber Stres Psikologis
Ada empat sumber atau penyebab stres psikologis, yaitu :
· Frustasi
Tibul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral melintang. Frustasi ada yang bersifat intrinsik ( cacat badan dan kegagalan usaha ) dan ekstrinsik ( kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain – lain ).
· Konflik
Timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Bentuknya approach – approach conflict, approach – avoidance conflict, atau avoidance – avoidance conflict.
· Tekanan
Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari – hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu, misalnya cita – cita atau norma yang terlalu tinggi. Tekanan yang berasal dari luar diri individu.
· Krisis
Krisis yaitu keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stres pada individu. Keadaan stres dapat terjadi beberapa sebab sekaligus, misalnya : frustasi, konflik, dan tekanan.
Tahapan Stres
Gejala – gejal stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat dan baru dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari – hari baik dirumah, ditempat kerja ataupun di pergaulan lingkungan sosialnya. Dr. Robert J. Van Amberg ( 1979 ) dalam penelitiannya membagi tahapan – tahapan stres sebagai berikut :
Stres Tahapan I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan perasaan – perasaan sebagai berikut :
1. Semangat dalam segala hal , berlebihan ( over acting )
2. Penglihatan “ tajam “ tidak sebagaimana biasanya
3. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan
4. Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat.
Stres Tahapan II
Dalam tahap ini dampak stres yang semula menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan – keluahan seperti merasa letih sewaktu bangun pagi, berdebar – debar jantungnya, tidak bisa santai, otot punggung dan tekak terasa tegang, sering mengeluh perut dan lambung tidak nyaman.
Stres Tahapan III
Bila seseorang itu tetap tidak menghiraukan keluhan – keluhannya maka keluhan – keluhannya semakin nyata dan mengganggu misalnya maag, diare, insomnia, ketegangan otot semakin terasa, koordinasi tubuh terganggu.
Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres hendaknya dikurangi
Stres Tahapan IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri ke dokter sehubngan dengan keluhan – keluhannya. Bila yang bersangkutan tetap memaksa diri untuk bekerja terus tanpa istirahat maka akan muncul gejala daya konsentrasi dan daya ingat menurun, gangguan pola tidur dengan mimpi yang menegangkan. Seringkali menolak ajakan ( negativisme ) karena tiada semangat dan kegairahan, aktivitas yang semula menyenangkan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.
Stres Tahapan V
Bila keadaan stres berlanjut maka akan terjadi kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam. Ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan sehari – hari yang ringan dan sederhana, gangguan pencernaan semakin berat, timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin berat, timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.
Stres Tahapan VI
Tahap ini merupakan tahapan klimaks, seorang mengalami panik dan perasaan takut mati. Gambaran stres tahap ini adalah debaran jantung teramat keras, susah bernafas, sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran, pingsan atau kollaps.
Reaksi Tubuh Terhadap Stres
Sebagaimana telah disebutkan diatas stres merupakan respon tubuh terhadap stressor psikososial ( tekanan mental atau beban kehidupan ). Biasanya jika terjadi stres yang berat terjadi faal atau gangguan fungsional dari organ tubuh seseorang yang sedang mengalami stres. Keluhan – keuhan fisik itu dapat mempengaruhi kondisi mental – emosional seseorang misalnya menjadi pemarah, pemurung, pencemas dan lain sebagainya.
Cara Mengendalikan stres
Kiat untuk mengendalikan stres menurut Grant Brecht ( 2000 ) sebagai berikut
1. Sikap, keyakinan dan pikiran kita harus positif, fleksibel, rasional dan adaptif terhadap orang lain. Artinya, jangan terlebih dahulu menyalahkan orang lain sebelum introspeksi diri dengan pengendalian internal.
2. Kendalikan faktor – faktor penyebab stres dengan jalan :
3. Perhatikan diri anda, proses intrepersonal dan interaktif, serta lingkungan anda.
4. Kembangkan sikap efisien.
5. Relaksasi
6. Visualisasi ( angan – angan terarah ).
Teknik singkat untuk menghilangkan stres, misalnya melakukan pernafasan dalam, mandi santai dalam bak, tertawa, pijat, membaca, melakukan yang disukai secara teratur, istirahat teratur dan ngobrol.
1 komentar:
wah...komplit banget postingannya..bisa nambah wawasan. ok sukses terus.....pantang stress!!
Posting Komentar